Bahasa Indonesia

26 Jun

 LANGKAH-LANGKAH DAN URUTAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH

BAB 1

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Penulisan
    Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
  2. Rumusan dan Batasan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bagian ini             mahasiswa/peneliti mulai mengidentifikasi, membatasi dan selanjutnya merumuskan masalah ada, mahasiswa/peneliti dapat menterjemahkan rumusan masalah tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penulisan.

3. Tujuan Penulisan

Bagian berisi tujuan penulisan yang hendak dicapai, dan hal ini seharusnya mengacu kepada rumusan dan pertanyaan penulisan yang telah dibuat sebelumnya.

4. Manfaat Penulisan

Sedikit berbeda dengan tujuan penulisan, sub bab manfaat penulisan berisikan manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan yang akan dilakukan mahasiswa/peneliti tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. PENGERTIAN KARYA ILMIAH

Pengertian karya ilmiah menurut  Eko Susilo, M. 1995:11 suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penulisan dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.

  1. Langkah – langkah menyusun karya ilmiah:

Berikut langkah-langkah dalam penyusunan karya ilmiah:

  1. Memilih Topik dan Tema

Pengertianya topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penulisan. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.

(1) Isu-isu yang masih hangat.

(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.

(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.

(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic tentang pendidikan.

Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:

(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,

(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan

(c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penulisan.

Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:

(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,

(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan

(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.

Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik.

Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.

Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.

Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.

Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan.

Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.

(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.

(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.

(3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihanya.

Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penulisan harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penulisan berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut.

(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penulisan terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.

(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.

(c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penulisan. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penulisan yg akan digunakan.

  1. Mengumpulkan Bahan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

  1. Merencanakan Kerangka Penulisan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah:

(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,

(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan

(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.

  1. Penulisan Karya Ilmiah

Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.

(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).

(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.

(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.

(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan.

(6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.

  1. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final

Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain.

Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:

(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),

(b) kalimat,

(c) paragraf,

(d) bahasa, dan

(e) isi.

Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.

Kerangka Penyusunan Karya ilmiah

Kerangka karya ilmiah terdiri dari:

  1. Judul
    2. Lembar Pengesahan
    3. Abstrak/Ringkasan
    4. Kata Pengantar
    5. Daftar Isi
    6. Daftar Tabel
    7. Daftar Gambar
    8. Daftar Lampiran
    9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
  2. BAB I Pendahuluan (latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,)
    11. BAB II Tinjauan Pustaka
    12. BAB III Pembahasan adalah jawaban atas perumusan masalah yang ditinjau berdasarkan tinjauan pustaka dan latar belakang belakang penelitian.
    13. BAB IV Penutup adalah Kesimpulan dan Saran.
    14. Daftar Pustaka
    15. Lampiran.

 

BAB III

PENUTUP

Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang harus dicermati. Pertama , sebuah karya ilmiah sebagai mana dalam makalah ini adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya tersebut merupakan sebuah gagasan lengkap, yang mungkin sangat rumit atau sederhana saja. Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gambling agar mudah dipahami. Kedua, menulis karya ilmiah berbeda dengan karya imajinatif. Persiapan yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Ketiga, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Keempat, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa,. Bahasa sebuah sistem komunikasi memiliki aturan- aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab.

Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penulisan, bahan dan cara penulisan, hasil, pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar putaka.

Tinggalkan komentar